Pagi di Depok biasanya ramai oleh suara motor, ibu-ibu berbelanja, dan wangi nasi uduk yang mengepul di gang-gang kecil. Salah satunya dari dapur Bu Lela. Ia sudah dua puluh tahun berjualan. Tangannya lincah meracik sambal kacang, menakar bawang goreng, menata telur balado. Semua serba cepat. Tapi ada satu kebiasaan barunya yang tak banyak orang tahu: main Mahjong Ways 2 di sela menanak nasi.
Awalnya terdengar aneh. Masa ada orang bisa mengaduk panci sambil sesekali melirik layar ponsel. Tapi Bu Lela memang begitu. Katanya, rasa penasaran bikin ia coba. Hasilnya? Ia pernah rungkad, nyaris habis saldo belanja mingguan. Tapi justru dari situ ia belajar.
Dari Rungkad ke Balik Modal
Rungkad itu kata yang kerap mampir di obrolan warung kopi. Uang habis, saldo kering, tinggal menatap layar kosong. Bu Lela sempat kena. Katanya, sekali main tanpa strategi, langsung tekor. Bukan hanya soal angka, tapi juga perasaan. Rasanya seperti belanja di pasar tanpa bawa kantong, bikin kacau.
Tapi setelah itu ia berhenti sejenak. Ia cerita pada keponakannya yang juga main. Dapat bocoran, trik paling sederhana justru bukan soal nunggu hoki, tapi soal mengatur napas. Jangan buru-buru. Fokus pada pola, sabar menahan sampai simbol emas benar-benar berbaris rapi. Dari situ, ia mulai bisa balik modal.
Yang menarik, metode Bu Lela ini mirip cara ia masak. Menanak nasi butuh kesabaran, tunggu air surut, lalu api dikecilkan. Tidak bisa dipaksa cepat. Sama halnya dengan layar hijau ungu penuh simbol itu. Harus ada timing.
Jackpot di Tengah Uap Nasi
Puncaknya datang saat pagi buta. Sekitar jam empat, saat nasi baru masuk panci besar. Ponsel diletakkan di samping kompor. Di situ, entah bagaimana, rangkaian simbol emas terbuka lebar. Tiba-tiba saldo masuk Rp387 juta.
Bu Lela sampai menjatuhkan sendok kayu. Nasinya hampir gosong gara-gara ia bengong. Anak bungsunya yang tidur di ruang depan terbangun karena teriakan ibunya.
Cerita itu cepat menyebar di sekitar kampung. Ada yang kagum, ada yang skeptis, ada juga yang langsung ikutan coba. Tapi Bu Lela tetap santai. Katanya uang itu sebagian besar dipakai melunasi utang, sisanya buat renovasi dapur, dan ya... sedikit buat beli perhiasan emas di pasar Depok Lama.
Rahasia Kecil yang Bisa Ditiru
Kalau ditanya apa rahasianya, ia cuma bilang: jangan serakah. Main sebentar, lalu berhenti saat sudah untung. Ia belajar langsung dari pengalaman pahit rungkad.
Satu lagi, jangan dianggap pengganti kerja utama. Bagi Bu Lela, nasi uduk tetap nomor satu. Itu yang bikin dapurnya selalu hidup. Main hanya jadi bumbu tambahan. Kadang asin, kadang manis, tapi tidak boleh menguasai panci utama.
Para pemain lain mungkin mencari rumus rumit. Ada yang hitung peluang, ada yang pakai aplikasi tambahan. Tapi Bu Lela justru balik ke cara paling dasar: sabar, jeli, tahu kapan berhenti. Terdengar klise, tapi justru itu yang membuat ia bertahan.
Penutup: Dari Warung ke Layar
Cerita Bu Lela bukan soal glamor atau ingin pamer. Ini tentang bagaimana orang biasa, pedagang kecil, bisa menemukan cara unik melewati hari-harinya. Ada keberuntungan, ada strategi, ada juga rasa tanggung jawab.
Kalau kamu sedang rungkad atau lagi cari cara balik modal, mungkin bisa belajar sedikit dari Bu Lela. Jangan buru-buru, jangan anggap enteng, dan yang paling penting: tetap kendali ada di tanganmu, bukan di layar.
Dan kalau ingin merasakan serunya Mahjong Ways 2 seperti Bu Lela, coba sekarang juga. Siapa tahu cerita berikutnya datang dari dapurmu sendiri.